Friday, May 16, 2014

Konseling Rational Emotif Prilaku (KREP)

Konseling Rational Emotif Prilaku (KREP) adalah salah satu bentuk konseling aktif-direktif yang mempunyai proses pendidikan (education) dan pengajaran (teaching) dengan mempertahankan dimensi pikiran dari pada perasaan (Hidayah, 2004: 100). Teori ini didasarkan kepada asumsi kalau manusia memiliki kapasitas untuk bertindak dengan cara-cara yang rasional maupun irasional. Prilaku rasional dianggap efektif dan produktif sedangkan perilaku irasional dianggap menghasilkan ketidakbahagiaan dan ketidakproduktifan (Gibson, 2010).
Konseling Rational Emotif Prilaku (KREP) adalah terapi kognitif yang berusaha menolong individu yang berlandaskan bahwa manusia dilahirkan dengan potensi baik untuk berfikir rasional dan jujur maupun berfikir irasional dan jahat. Manusia memiliki kecendrungan-kecendrungan kearah menghancurkan diri, menghindari pemikiran rasional, berlambat-lambat menyadari kesalahan secara tak berkesudahan, tahayul, intolerasi, perfeksionalisme, dan mencela diri serta menghindari pertumbuhan dan aktualisasi diri. Ellis menganggap banyak jenis problem emosi diakibatkan oleh irasional dalam pola berfikirnya. Menurut Ellis, individu dengan problema emosinya mengembangkan sistem keyakinan yang mengarah kepada verbalisasi implisit atau percakapan-sendiri yang umumnya mengandung logika dan asumsi yang keliru. Sintom ini lalu bisa dilihat dari verbalisasi eksplisitnya terkait cara individu tersebut merasa dan bertindak (Gibson, 2010: 220).   

No comments:

Post a Comment