Konseling Rational Emotif Prilaku (KREP) adalah
salah satu bentuk konseling aktif-direktif yang mempunyai proses pendidikan (education) dan pengajaran (teaching) dengan mempertahankan dimensi
pikiran dari pada perasaan (Hidayah, 2004: 100). Teori ini didasarkan kepada asumsi kalau manusia memiliki
kapasitas untuk bertindak dengan cara-cara yang rasional maupun irasional.
Prilaku rasional dianggap efektif dan produktif sedangkan perilaku irasional
dianggap menghasilkan ketidakbahagiaan dan ketidakproduktifan (Gibson, 2010).
Konseling Rational Emotif Prilaku (KREP)
adalah terapi kognitif yang berusaha menolong individu yang berlandaskan bahwa
manusia dilahirkan dengan potensi baik untuk berfikir rasional dan jujur maupun
berfikir irasional dan jahat. Manusia memiliki kecendrungan-kecendrungan kearah
menghancurkan diri, menghindari pemikiran rasional, berlambat-lambat menyadari
kesalahan secara tak berkesudahan, tahayul, intolerasi, perfeksionalisme, dan
mencela diri serta menghindari pertumbuhan dan aktualisasi diri. Ellis
menganggap banyak jenis problem emosi diakibatkan oleh irasional dalam pola
berfikirnya. Menurut Ellis, individu dengan problema emosinya mengembangkan
sistem keyakinan yang mengarah kepada verbalisasi implisit atau percakapan-sendiri
yang umumnya mengandung logika dan asumsi yang keliru. Sintom ini lalu bisa
dilihat dari verbalisasi eksplisitnya terkait cara individu tersebut merasa dan
bertindak (Gibson, 2010: 220).
No comments:
Post a Comment