Senin pagi di SMA Harapan Bangsa
Jakarta selatan kedatangan murid baru, sebut saja namanya Dinda, gadis pindahan
dari Surabaya ini memang cantik. Berbadan tingi, kulit putih bersih, dan
derambut panjang. Pantas saja, semua mata terpanah padanya, seakan ingin
berkenalan dengan nya…?
Tanpa pikir panjang, dan tak
menghiraukan godaan para cowok, dia pun langsung masuk keruang kepala sekolah.
***
“Hai, namaku Dinda pindahan dari
Surabaya” Dinda berkenalan dengan teman sebangkunya, “Hai juga, aku Rina” Rina
tersenyum, Rina adalah orang pertama yang menjadi temanya, dan menjadi
sahabatnya
“Din, pulang sekolah, jalan-jalan
yuuk, kemall, “ajak Rina, “Aduh Rin, bukanya aku gak mau, tapi, aku gak mau
buat kwatir kalau aku pulang malem, lain kali aja ya..!! “Jawab Dinda,
“Yaa..sudahlah, sahut Rina sambil merengut kecewa….
Dijaln, Rina dan Dinda saling
bercanda, kebetulan rumah mereka searah, dan tak jauh dari sekolah, hanya 15
menit kalau jalan kaki.
“Gubraaaak, Aduuuh” jerit Dinda,
“Eeeeh….maaf aku gak sengaja, “Sakit ya!! Ada yang luka” kata Adit, cowok
ganteng yang nabrak Dinda, yang kebetulan cowok itu inceranya Rina. “enggak,
aku gak apa-apa kok” jawab Dinda” Din beneran gak apa-apa” sahut Rina seraya
menolong Dinda, “ Kak Adit gimana nih, ko bisa nabrak Dinda, ”Protes Rina” Adit
adalah kakak kelas Rina mangkanya pangil ka Adit.
“iya Rin aku mintak maaf, aku gak
sengaja”.”jawab Adit
Di situlah awal perkenalan mereka,
makin lama Adit, Dinda, dan Rina menjadi sahabat, meskipun Adit kelas XI sedang
kan Rina dan Dinda kelas X, tidak menjadi halangan mereka menjadi sahabat.
Mereka jadi sering jalan bareng,
pulang bareng, pokoknya serba bareng…..!!!
***
“Took…took…took…assalamualaikum”,
“walaikum salam, silakan masuk dit” “tante dindanya ada” sahut adit, “iya ada,
tante pangolin ya”, “iya tante”,
“Lhoo…kak Adit, ngapain
malaem-malem kerumah Dinda” Dinda kaget, “mau ngajak kamu jalan, tapi kali ini
tanpa Rena” jawab Adit,, sedikit sulit buat Adit ngerayu Dinda agar dia mau
jalan berdua, karena Dinda tau , Rina suka sama Adit. Tapi karena Adit maksa
dia pun akhirnya mau jalan berdua dengan Adit.
“Ngapain sih kak, kok ngajak Dinda
ke taman” Tanya dinda, “aku mau ngomong sesuatu Din,”yaudah ngomong aja,”
sebenarnya, aku suka kamu Din” “ apa ?? tapi kak…” Dinda kaget, dengan segala
bujuk rayu Adit berusaha meyakinkan Dinda bahwa dia bener-bener mencintainya,
“maaf kak Adit, Aku gak bis, sebenarnya aku juga suka sama kak Adi, tapi ada
satu alasan kenapa aku gak bisa terima kak adit “jawab Dinda” Rina, dia juga
suka sama kak Adit, terus gimana kalu dia tau kalu misalnya kita pacaran, aku
gak mau persahabatan kita hancur karena cinta, Rina teman-ku satu-satunya di
jakart, ka Adit, aku mau, kita seperti biasa aja jalan bertiga, nongkrong
bertiga, bercanda bertiga, aku gak bisa bayangin deh…gimana marahnya Rina kalu
kita jadian, aku gak mau kehilangan teman sebaik Rina kak” oceh Dinda, “iya
Din, aku bisa terima alasan kamu kok, aku juga gak mau karena aku semua jadi
hancur, meskipun aku gak bisa dapetin kamu yang penting aku udah ungkapin isi
hatiku dan biar kan perasaan ku ini hanya kita ber dua yang tau, mungkin suatu
saat nanti , aku bisa memilikimu” jawab Adit dengan tenang,” ya sudah kak kita
pulang yuuk, udah malam nanti bunda cariin” ajak dinda” Ayo..Din”
Sejak kejadian itu, Dinda menjaga
sikap nya pada Adit, Adit juga tidak pernah menunjukan sikap kalau dia meyukai
Dinda, semua berjalan seperti biasa, bahkan tak pernah menyadari kalu
sebenarnya Adit suka dengan Dinda, bagi Dinda sahabat diatas segala galanya
dibanding cinta.
No comments:
Post a Comment