Sunday, April 13, 2014

Metode Pendidikan Aqidah Akhlak



Metode merupakan cara yang dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan. Sebagai alat untuk mencapai tujuan tidak selamanya metode berfungsi secara optimal, oleh karena itu perlu adanya kesesuaian antara situasi dan kondisi saat proses belajar-mengajar berlangsung.
Dalam pengertian bahasa, kata “metode” berasal dari bahasa Greek yang terdiri dari “meta” yang berarti “melalui”, dan “hodos” yang berarti “jalan”. Jadi metode berarti “jalan yang dilalui”.[1]
Sedangkan dalam pengertian istilah, metode diartikan sebagai “cara” yang mengandung pengertian fleksibel (lentur) sesuai situasi dan kondisi, dan mengandung implikasi “mempengaruhi” serta saling ketergantungan antara pendidik dan anak didik.[2]
Menurut pandangan filosofis pendidikan, metode merupakan alat yang dipergunakan untuk mencapai tujuan pendidikan. Dimana alat itu mempunyai dua fungsi ganda, yaitu sebagai berikut:
a.       Bersifat polipragmatis
Artinya metode tersebut mengandung kegunaan yang serba guna (multipurpose). Misalkan suatu metode tertentu pada situasi dan kondisi tertentu dapat dipergunakan untuk merusak, pada situasi dan kondisi yang lain dapat digunakan untuk membangun atau memperbaiki.
b.      Bersifat monopragmatis
Artinya metode yang hanya dipergunakan untuk mencapai satu macam tujuan saja.[3]
Selanjutnya penulis akan menjelaskan macam-macam metode yang digunakan dalam pendidikan aqidah akhlak menurut beberapa para ahli, yaitu sebagai berikut:
Menurut Tadjab, Muhaimin, dan Abd. Mujib metode pencapaian aqidah dapat dilakukan dengan empat cara, yaitu:
a.       Doktriner yang bersumberkan dari wahyu Ilahi yang disampaikan melalui rasul-Nya dan pesan Tuhan tersebut telah diabadikan dalam satu kitab Al-Qur’an yang secara operasional dijelaskan oleh sabda Nabi-Nya.
b.      Melalui hikmah (filosofik) dimana Tuhan mengarahkan kebijaksanaan dan kecerdasan berfikir kepada manusia untuk mengenal adanya Tuhan dengan cara memperhatikan fenomena yang diambil sebagai bukti-bukti adanya Tuhan melalui perenungan (kontemplasi) yang mendalam.
c.       Melalui metode ilmiah, dengan memperhatikan fenomena alam sebagai bukti adanya Allah SWT.
d.      Irfani’ah, yaitu metode yang menekankan pada intuisi dan perasaan hati seseorang setelah melalui upaya suluk (perbuatan yang biasa dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu).[4]
Sedangkan metode yang dipergunakan dalam pendidikan akhlak terdapat tiga cara, yaitu:
a.       Metode takholli, yakni mengkosongkan diri dari sifat-sifat yang tercela dan maksiat lahir-batin.
b.      Metode tahalli, yaitu mengisi diri dengan sifat-sifat mahmudah (terpuji) secara lahir-batin.
c.       Metode tajalli, yaitu merasa akan keagungan Allah SWT.[5]
Untuk pendidikan moral dan akhlak dalam Islam terdapat beberapa metode atau cara, antara lain sebagai berikut:
a.       Pendidikan akhlak secara langsung, yaitu dengan cara mempergunakan petunjuk, tuntunan, nasehat, menyebutkan manfaat dan bahaya-bahayanya sesuatu, dimana pada siswa dijelaskan hal-hal yang bermanfaat dan yang tidak, menuntun kepada amal-amal baik, mendorong mereka berbudi pekerti yang tinggi dan menghindari hal-hal yang tercela.
b.      Pendidikan akhlak secara tidak langsung, yaitu dengan jalan sugesti seperti mendiktekan sajak-sajak yang mengandung hikmat kepada anak-anak dengan memberikan nasehat-nasehat dan berita berharga, mencegah mereka membaca sajak-sajak kosong termasuk yang menggugah soal-soal cinta dan pelakon-pelakonnya.
c.       Mengambil manfaat dari kecenderungan dan pembawaan anak-anak dalam rangka pendidikan akhlak.[6]
Demikianlah beberapa metode yang digunakan dalam pendidikan aqidah akhlak, disamping itu faktor situasi dan kondisi juga harus diperhatikan sehingga metode dapat efektif dan proses belajar-mengajar dapat terlaksana dengan baik.


[1] Arifin, Filsafat Pendidikan Islam (Jakarta: Bumi Aksara, 1991) Hlm. 97
[2] Ibid., Hlm. 100
[3] Ibid., Hlm. 97-98
[4] Tadjab, Muhaimin, Abd. Mujib, Op. Cit., Hlm. 244-246
[5] Ibid., Hlm. 246-247
[6] Mohd. Athiyah Al-Abrasyi, Op. Cit., Hlm. 106-108

No comments:

Post a Comment