Thursday, April 17, 2014

Pembelajaran Kooperatif




Roger, dkk.(1992) menyatakan pembelajaran kooperatif merupakan aktifitas pembelajaran kelompok yang diorganisir oleh satu prinsip bahwa pembelajaran harus didasarkan pada perubahan informasi secara social diantara kelompok-kelompok pembelajaran yang di dalamnya setiap pembelajaran bertanggung jawab atas pembelajarannya sendiri dan di dorong untuk meningkatkan pembelajaran anggota-anggotanya yang lain. Parker (1994) mendifinisikan kelompok kecil kooperatif sebagai suasana pembelajaran dimana para siswa saling berinteraksi dalam kelompok-kelompok kecil untuk mengerjakan tugas akademik demi mencapai tujuan bersama. Sementara  menurut  Artz Newman (1990) mendifinisikan pembelajaran kooperatif  sebagai kelompok kecil pembelajaran atau siswa yang bekerja sama dalam satu tim untuk mengatasi suatu masalah, menyelesaikan sebuah tugas atau mencapai satu tujuan bersama
Slavin (1995) mengemukakan dua alasan,1) beberapa hasil penelitian membuktikan bahwa penggunaan pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan kemampuan hubungan social, menumbuhkan sikap menerima kekurangan diri dari orang lain, serta dapat meningkatkan harga diri;  2) pembelajaran kooperatif dapat merealisasikan kebutuan siswa dalam belajar berfikir, memecahkan masalah dan mengintegrasikan pengetahuan dengan keterampilan. Dari dua alasan tersebut maka pembelajaran koopertif merupakan bentuk pembelajaran yang dapat memperbaiki system pembelajaran yang selama ini memiliki kelemahan.
Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan menggunakan system pengelompokan atau tim kecil yaitu antara tiga sampai empat orang yang mempunyai latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras, atau suku yang berbeda. System penilaian dilakukan terhadap kelompok  dan setiap kelompok akan memperoleh penghargaan, jika kelompok mampu menunjukan prestasi yang dipersyaratkan.
Slavin, Abrani, dan Chambers (1996)  menerapkan empat prinsip dalam pembelajaran kooperatif , yaitu :
a.         Ketergantungan positif.
Keberhasilan kelompok sangat dipengaruhi oleh usaha setiap anggotanya. Untuk menciptakan kelompok kerja yang efektif, pengajar perlu menyusun tugas sedemikian rupa, sehingga setiap anggota kelompok harus menyelesaikan tugasnya sendiri agar yang lain dapat mencapai tujuan mereka;
b.        Tanggung jawab perseorangan.
Setiap anggota kelompok harus melaksanakan tugasnya dengan baik untuk keberhasilan kelompok;


c.         Interaksi tatap muka.
Setiap kelompok harus diberikan kesempatan untuk bertemu dan berdiskusi. Kegiatan interaksi ini akan memberikan pengalaman yang berharga kepada setiap perbedaan, memanfaatkan kelebihan masing-masing anggota dan mengisi kekurangan masing-masing;
d.        Partisipasi dan komunuikasi.
Unsur ini menghendaki agar siswa dibekali dengan berbagai keterampilan berkomunikasi, karena keberhasilan kelompok juga bergantung pada kesediaan para anggotanya untuk saling mendengarkan dan kemampuan mereka untuk mengutarakan pendapat mereka;
Menurut Muslimin Ibrahim (2000:7), model pembelajaran kooperatif setidak-tidaknya mempunyai tiga tujuan pembelajaran antara lain : 1) meingkatkan hasil belajar akademik di mana siswa dituntut untuk menyelesaikan tugas-tugas akademik; 2) pembelajaran kooperatif memberi peluang pada siswa yang berbeda latar belakang dan kondisi untuk saling bergantung satu sama lain atas tugas-tugas bersama, dan melalui penggunaan struktur penghargaan kooperatif, belajar untuk menghargai satu sama lain; 3)  pembelajaran kooperatif  ialah untuk mengajarkan kepada siswa keterampilan, kerjasama dan kolaborasi.


Menurut Agus Suprijono (2009) terdapat enam langkah dalam pembelajaran kooperatif tipe TGT. Langkah-langkah dalam pembelajaran ini seperti tersajikan dalam tabel berikut ini :
Tabel 2.1
 Fase-fase pembelajaran kooperatif tipe TGT
Fase
Tingkah laku guru
Fase-1
Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa
Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar.
Fase-2
Menyajikan informasi
Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan.
Fase-3
Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar
Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien.
Fase-4
Membimbing kelompok bekerja dan belajar
Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka.
Fase-5
Evaluasi
Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.
Fase-6
Memberikan penghargaan
Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok.
Terdapat beberapa model pembelajaran yang berbeda dalam pembelajaran kooperatif, dan langkah-langkah pembelajarannya sedikit bervariasi bergantung pada model pembelajaran yang digunakan.
 Menurut  Slavin (1995) , beberapa model pembelajaran kooperatif telah dikembangkan oleh para ahli, di antaranya adalah :
1.        Student Teams-Achievement Divisions  (STAD);
2.        Teams-Games-Tournament (TGT);
3.        Teams Accelerated Instruction (TAI);
4.        Jigsaw;
5.        Penelitian Kelompok atau Group Investigation;

No comments:

Post a Comment