Seperti yang telah dijelaskan bahwa pemikiran
KH Hasyim Asy’ari sesungguhnya lebih menitik beratkan pada persoalan hati (qolb)
sehingga yang menjadi hal terpenting atau modal dalam menuntut ilmu adalah niat
yang tulus dan ikhlas dan mengaharapkan ridha Allah Swt, selain itu dia juga
sangat menekankan penanaman akhlak dan moral terhadap siswa, jika dikaitkan
dengan pendidikan sekarang maka pemikiraan KH Hasyim Asy’ari berhubungan erat
dengan aspek afektif siswa, pada dasarnya pemikiran KH Hasyim Asy’ari mengenai
tujuan atau pun dasar yang digunakan adalah sangat tepat bahkan sangat sesuai
karena menggunakan dasar Al-Qur’an dan Al-Hadist. Karena dalam Al-Qur’an dan
Al-Hadist terwujud suatu system pendidikan yang koomperhensif yaitu kognitif,
afectif dan psikomotorik.
Pemikiran KH Hasyim Asy’ari memunculkan
implikasi terhadap pendidikan islam tradisional pada umumnya, dan lembaga yang
berada di naungan NU pada khusunya, diantaranya antara lain :
Pola kepemimpinan dalam pemikiran KH Hasyim
Asy’ari cenderung mengarah pada pola kepemimpinan yang kharismatik, dimana
pengaruh sang pemimpin lebih ditekankan pada garis keturunan, pola kepemimpinan
yang seperti ini bisa dikatakan sebagai suatu pola kepemimpinan yang tidak
demokratis, jadi bisa dikatakan pola ini tidak cocok di terapkan dalam pola
kepemimpinan sekarang. Dalam pola pengajaran KH Hasyim Asy’ari lebih cenderung
bahwa guru adalah sebagai subyek yang harus menstransfer ilmu, jika kita
kaitkaan dengan pola pendidikan saat ini maka hal tidak terlalu efektif karena
hal itu menyebabkan siswa akan cenderung pasif dan kurang bisa mengembangkan
pengetahuan, karena mereka cenderung hanya mengandalkan ilmu yang diberikan
oleh guru.
Mengenai evaluasi menurut pemikiran KH Hasyim
Asy’ari memang dalam proses evaluasi tidak menggunakan standarisasi nilai,
namun jika ditelisik sistem pendidikan islam sebenarnya proses itu
sudah menilai dari segala aspek yaitu aspek kognitif, afektif, dan
psikomotorik. Dari pemikiran KH Hasyim Asy’ari yang telah digambarkan diatas dapat
ditarik kesimpulan bahwa pemikiran KH Hasyim Asy’ari masih bercorak
tradisionalis, tetapi pemikiran KH Hasyim Asy’ari tetap sesuai dan tepat jika
diterapkan dalam pendidikan islam saat ini, terutama dalam beberapa aspek
antara lain: dalam hal tujuan pendidikan, materi dan dasar yang digunakan yaitu
Al-Qu’an dan Al-Hadist.
No comments:
Post a Comment