Roger, dkk.(1992) menyatakan pembelajaran kooperatif merupakan
aktifitas pembelajaran kelompok yang diorganisir oleh satu prinsip bahwa
pembelajaran harus didasarkan pada perubahan informasi secara social diantara
kelompok-kelompok pembelajaran yang di dalamnya setiap pembelajaran bertanggung
jawab atas pembelajarannya sendiri dan di dorong untuk meningkatkan
pembelajaran anggota-anggotanya yang lain. Parker (1994) mendifinisikan
kelompok kecil kooperatif sebagai suasana pembelajaran dimana para siswa saling
berinteraksi dalam kelompok-kelompok kecil untuk mengerjakan tugas akademik
demi mencapai tujuan bersama. Sementara
menurut Artz Newman (1990)
mendifinisikan pembelajaran kooperatif
sebagai kelompok kecil pembelajaran atau siswa yang bekerja sama dalam
satu tim untuk mengatasi suatu masalah, menyelesaikan sebuah tugas atau
mencapai satu tujuan bersama
Slavin
(1995) mengemukakan dua alasan,1) beberapa hasil penelitian membuktikan bahwa
penggunaan pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan kemampuan hubungan
social, menumbuhkan sikap menerima kekurangan diri dari orang lain, serta dapat
meningkatkan harga diri; 2) pembelajaran
kooperatif dapat merealisasikan kebutuan siswa dalam belajar berfikir, memecahkan
masalah dan mengintegrasikan pengetahuan dengan keterampilan. Dari dua alasan
tersebut maka pembelajaran koopertif merupakan bentuk pembelajaran yang dapat
memperbaiki system pembelajaran yang selama ini memiliki kelemahan.
Pembelajaran
kooperatif merupakan model pembelajaran dengan menggunakan system pengelompokan
atau tim kecil yaitu antara tiga sampai empat orang yang mempunyai latar
belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras, atau suku yang berbeda. System
penilaian dilakukan terhadap kelompok
dan setiap kelompok akan memperoleh penghargaan, jika kelompok mampu
menunjukan prestasi yang dipersyaratkan.
Slavin,
Abrani, dan Chambers (1996) menerapkan
empat prinsip dalam pembelajaran kooperatif , yaitu :
a.
Ketergantungan
positif.
Keberhasilan kelompok sangat dipengaruhi oleh usaha setiap
anggotanya. Untuk menciptakan kelompok kerja yang efektif, pengajar perlu
menyusun tugas sedemikian rupa, sehingga setiap anggota kelompok harus
menyelesaikan tugasnya sendiri agar yang lain dapat mencapai tujuan mereka;
b.
Tanggung jawab
perseorangan.
Setiap anggota kelompok harus melaksanakan tugasnya dengan baik
untuk keberhasilan kelompok;
c.
Interaksi tatap
muka.
Setiap
kelompok harus diberikan kesempatan untuk bertemu dan berdiskusi. Kegiatan
interaksi ini akan memberikan pengalaman yang berharga kepada setiap perbedaan,
memanfaatkan kelebihan masing-masing anggota dan mengisi kekurangan
masing-masing;
d.
Partisipasi dan komunuikasi.
Unsur
ini menghendaki agar siswa dibekali dengan berbagai keterampilan berkomunikasi,
karena keberhasilan kelompok juga bergantung pada kesediaan para anggotanya
untuk saling mendengarkan dan kemampuan mereka untuk mengutarakan pendapat
mereka;
Menurut Muslimin
Ibrahim (2000:7), model pembelajaran kooperatif setidak-tidaknya mempunyai tiga
tujuan pembelajaran antara lain : 1) meingkatkan hasil belajar akademik di mana
siswa dituntut untuk menyelesaikan tugas-tugas akademik; 2) pembelajaran
kooperatif memberi peluang pada siswa yang berbeda latar belakang dan kondisi
untuk saling bergantung satu sama lain atas tugas-tugas bersama, dan melalui
penggunaan struktur penghargaan kooperatif, belajar untuk menghargai satu sama
lain; 3) pembelajaran kooperatif ialah untuk mengajarkan kepada siswa
keterampilan, kerjasama dan kolaborasi.
Menurut Agus Suprijono
(2009) terdapat enam langkah dalam pembelajaran kooperatif tipe TGT.
Langkah-langkah dalam pembelajaran ini seperti tersajikan dalam tabel berikut
ini :
Tabel
2.1
Fase-fase pembelajaran kooperatif tipe TGT
Fase
|
Tingkah laku
guru
|
Fase-1
Menyampaikan
tujuan dan memotivasi siswa
|
Guru
menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut
dan memotivasi siswa belajar.
|
Fase-2
Menyajikan
informasi
|
Guru
menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan.
|
Fase-3
Mengorganisasikan
siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar
|
Guru
menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan
membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien.
|
Fase-4
Membimbing
kelompok bekerja dan belajar
|
Guru
membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas
mereka.
|
Fase-5
Evaluasi
|
Guru
mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing
kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.
|
Fase-6
Memberikan
penghargaan
|
Guru
mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan
kelompok.
|
Terdapat beberapa model pembelajaran yang berbeda dalam pembelajaran
kooperatif, dan langkah-langkah pembelajarannya sedikit bervariasi bergantung
pada model pembelajaran yang digunakan.
Menurut Slavin (1995) , beberapa model pembelajaran
kooperatif telah dikembangkan oleh para ahli, di antaranya adalah :
1.
Student Teams-Achievement
Divisions (STAD);
2.
Teams-Games-Tournament
(TGT);
3.
Teams
Accelerated Instruction (TAI);
4.
Jigsaw;
5.
Penelitian
Kelompok atau Group Investigation;
No comments:
Post a Comment